Foto : Safrusin Tonu Menggunakan Jaket Hitam
Tribuana News 30/06/2017 Safrudin Tonu, S.Pd.I, Sosok Pendiri Rumah Kreatif Hulnani, Desa Hulnani Kecamatan Alor Barat Laut (ABAL), Kabupaten Alor, NTT, Dengan Motto ‘Bangga Menggunakan Produk Sendiri’.
Sejak Tahun 2013 dia kembali menetap di kampung Desa Hulnani setelah kurang lebih 13 Tahun berada di Larantuka Flores Timur. Tahun yang sama (2013) turut andil mendirikan MTs Al-Islamiyah di Desa Bampalola, serta Tahun 2014 ikut mendirikam Mts Muhammadiyah Kalabahi.
Meninggalkan Desa Hulnani yang ketika itu masih bergabung di Desa Alor besar pada Tahun 1986, mulai melanjutkan pendidikan Tingkat Pertama di SMP N. 1 Kalabahi. Selanjutnya menyelesaikan Sekolah Tingkat Atasnya di SMEA N. Manatuto Timor Leste pada Tahun 1992.
Setelah menyelesaikan S1 Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah, dan Pernah mengabdi sebagai Guru PAI di SMPN 1 Larantuka Flores Timur 2007-2008, lebih memilih sebagai Wiraswasta dan aktivis Pendidikan.
“Melihat Potensi Sumber Daya Alam di Desa yang cukup besar, namun tidak ditunjang dengan Sumber Daya Manusia yang memadai. Saya mencoba berbagi pengetahuan dengan mereka, baik pengalama otodidak maupun pengalaman secara ilmu pengetahuan,” ujar Safrudin, Jumat, (30/6/2017) di Hulnani.
Tingginya Pengangguran di Desa Hulnani, seiring bertambahnya angkatan kerja, memotivasi dirinya untuk mendirikan Rumah Kreatif Hulnai untuk melatih dan menampung semua hasil kreatifitas.
Safrudin berkomitmen menggarap Potensi SDA yang ada di Desa Hulnai untuk peningkatan Ekonomi agar memperoleh tahap hidup yang lebih baik. Selain itu Potensi Pariwisata juga sangat menjanjikian karena Hulnani merupakan salah satu Obyek Wisata Alam.
“Berbekal pengalaman menjahit Topi saat di Timor Timur, pada Tahun 2015 saya mencoba memotivasi mereka bahwa Prospek pembuatan Topi juga menjanjikan. Apalagi bahan baku yang kita gunakan adalah Tenunan Daerah, namun terhenti karena saya ada kegiatan di luar Alor,” katanya.
Praktis terhenti selama 1 Tahun sejak ahir 2015. Awal Mei 2017 Safrudin mencoba melanjutkan Usaha ini, dengan Modal awal memungut limbah jahitan (Sisah jahitan Jas) dari penjahit di Kota Kalabahi serta Bantuan Modal dari seorang sahabat yang sangat Peduli (Eston) sebesar Rp 500.000.-.
“Sejak Mei sampe ahir Juni sudah hampir 200 Topi di produksi dan habis terjual di Pasar Lokal Alor. 1 buah Topi dijual seharga Rp. 100.000,-. Demikian juga Kopiah sebesar 48 buah, dijual Rp. 150.000-200.000,-. Sementara Pasar di luar Alor belum bisa dilayani permintaannya karena kekurangan Modal Usaha,” ucapnya.
Dengan adanya Rumah Kreatif Hulnani ini setidaknya telah membantu masyarakat disekitar dari beberapa sector antara lain, Pengrajin Tenun Ikat, Pekerja Titi Jagung (Jagung Titik).
Namun kendala utama adalah kekurangan Modal dalam membeli bahan baku Tenunan, sehingga produksi sering terlambat. Selain Usaha di bidang jahit yang memproduksi Topi, Tas, Dompet dan Kopiah, Rumah Kreatif Hulnani juga mengembangkan Usaha Penjualan Jagung Titik dalam kemasan sehingga lebih Higienis.
“Saat ini suplai Jagung Titik ke beberapa Pasar di ABAL dan Kota kalabahi hampir 60% dari Desa Hulnani. Sehingga Rumah Kreatif Hulnani menjadikan usaha Jagung Titik adalah bagian dari Produk Rumah Kreatif Hulnani,” kata Opa, sapaan akrabnya.
Situasi yang sangat Urgen saat ini untuk mengembangkan Rumah Kreatif menjadi sebuah Industri Rumahan yang bisa menyerap tenaga kerja adalah:
1. Kebutuhan Mesin Jahit 5 s/d 10 buah,
2. Mesin Obras 1 buah,
3. Komfor Hock 24 Sumbuh 5 buah,
4. Oven Kue Hock 5 buah,
5. Peralatan Penunjang lain,
6. Modal usaha untuk bahan baku 25-50 juta.
1. Kebutuhan Mesin Jahit 5 s/d 10 buah,
2. Mesin Obras 1 buah,
3. Komfor Hock 24 Sumbuh 5 buah,
4. Oven Kue Hock 5 buah,
5. Peralatan Penunjang lain,
6. Modal usaha untuk bahan baku 25-50 juta.
Produk Rumah Kreatif Hulnani
Tenun Ikat, Topi, Tas ,Tempat Sirih Pinang dan Jagung Titik Kemasan.
Tenun Ikat, Topi, Tas ,Tempat Sirih Pinang dan Jagung Titik Kemasan.
Pasar :
1. Topi sudah bisa keluar daerah namun belum bisa melayani pesanan dalam jumlah yang banyak karena kekurangan peralatan kerja. Saat ini hanya ada 1 mesin jahit pinjaman.
1. Topi sudah bisa keluar daerah namun belum bisa melayani pesanan dalam jumlah yang banyak karena kekurangan peralatan kerja. Saat ini hanya ada 1 mesin jahit pinjaman.
2. Jagung Titik baru sebatas Pasar Lokal akan ditingkatkan ke Pasar luar Alor, dengan kemasan yang lebih bagus jika sudah tersedia perakatan pengemasan.
3. Tempat Sirih Pinang melayani Pasar Lokal.
Safrudin berharap ada dukungan Pemerintah Daerah lewat program Gemma Mandiri dan Anggur Merah. Agar usahanya berkembang menembus pasar Nasional bahkan Internasional. “Semoga ada bantuan untuk Rumah Kreatif Hulnani,” tutup Pria yang dipastikan maju Anggota DPRD 2019 itu.
Tepat pukul 23:08 wita, pada hari Selasa, 27 Juni, Rumah Kreatif Hulnani mendapat Kunjungan dari Kadis Perindustrian Kabupaten Alor, Ir. Thomas Lalangpuling. Sayangnya baru sebatas kunjungan kerja. (*Demas Mautuka).